Rabu, 28 April 2010
ANEKA RASA PIZZA MINI BIKA..
a.Durian salsa Express : Bika ditaburi potongan durian diatasnya dan disiram dengan saus santan manis
b.Choco Banana Express: Bika dengan pisang dan coklat cair diatasnya
c.Pedas Gurih Express: Bika degan taburan mayonaise, keju, dan saus tomat diatasnya
d.Choco Peanut Express: Bika dengan taburan susu coklat dan kacang sangrai
e.Strawbery Passion Express: Bika dengan buah strawbery, taburan susu putih, dan selai strawbery diatasnya.
f.Peanut Butter Express: Bika dengan selai kacang, susu putih dan irisan coklat pasta.
g.Nanas Ceria Express: Bika dengan irisan buah nanas, mayonaise dan saus tomat.
h.Lucky Grape: Bika dengan buah anggur, whiped krim, dan susu coklat.
i.Pisang Mantap Express: Bika dengan irisan pisang bakar, susu coklat dan keju
j.Peanut Mayo Express: Bika dengan taburan kacang sangrai susu putih, susu coklat dan whiped krim.
Senin, 26 April 2010
Heeeemmmm, Lezatnya Pizza Mini Bika...!!!!
Sebuah makanan baru yang lezaat dan nikmat, jajanan yang sehat dan nikmat, cobalah pizza mini bika sekarang!
Pernahkah Anda mendengar nama bika ambon? Kue berbentuk balok persegi panjang ini pada awalnya, tidak diketahui sejarah keberadaannya. Meskipun terdapat kata "Ambon", ternyata Bika Ambon lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan. Kata “ambon” diambil dari nama sebuah jalan yakni Jl. Ambon, Kota Medan, merupakan tempat awal penjualan kue ini. Di sana terdapat sedikitnya 40 toko yang menjual kue ini. Sehingga masyarakat setempat menjuluki panganan ini sebagai Kue Bika Ambon.
Mengapa harus berbisnis kue bika? Berangkat dari keprihatinan melihat jumlah sarjana yang menganggur sebanyak 750.000-1.000.000 orang bahkan lebih. Hal ini menimbulkan kepincangan income rata-rata penduduk Indonesia serta membengkaknya angka kemiskinan nasional. Terlihat ratusan ribu sarjana yang menghidupi dirinya saja tidak mampu padahal jika kepandaian mereka dapat disalurkan dalam bentuk pengembangan potensi bisnis kue serabi bika mini yang sederhana tentu dampaknya akan sangat menggembirakan. Sangat mudah untuk memproduksi serabi bika mini, masalahnya sekarang ada pada sistem pemasaran. Jika serabi bika mini dipasarkan secara kreatif dan menarik, bisnis akan menimbulkan multi-playing effect yang besar. Maka dari itu perlu dilibatkannya kalangan terdidik untuk memberikan sentuhan inovasi dalam bisnis ini.
Berbagai inovasi yang dapat diberikan mencakup beberapa segmen antara lain bahan baku, bentuk, rasa, pelayanan, dan pemasarannya. Bahan baku produk ini menggunakan ubi jalar karena banyak mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa). Kandungan gizi ubi jalar- bukan yang berbentuk tepung-dalam 100 gr terdapat 76 kalori yang terdiri dari karbohidrat 17,6 g, protein, 1,57 g, lemak, 0,05 g, serat 3 g, kalsium 30 mg, zat besi 0,61 mg, magnesium 25 mg, seng 0,30 mg, selenium 0,6 mcg, kalium 337 mg, Vitamin C 22,7 mg, dan juga terdapat Vit A, E, B-6 dan K dan tidak mengandung kolesterol.
Berdasarkan penelitian Marsono, dkk pada 2002, ubi jalar sebagai sumber karbohidrat memiliki indeks glikemik yang rendah (54) dan rata-rata untuk lima kali penelitian berkisar 54-68. Nilai indeks glikemik (IG) kecil dari 55 termasuk kelompok yang rendah, IG 55-70 (sedang), dan lebih dari 70 (IG tinggi) sehingga ubi jalar termasuk rendah dan sedang, manfaatnya bagi tubuh antara lain:
1.Ubi jalar efektif menurunkan kadar gula darah hal ini sangat bermanfaat bagi para penderita diabetes mellitus karena penderita yang mengonsumsi ubi jalar selama tiga bulan, hasilnya mulai terlihat setelah bulan pertama yang terdapat penurunan gula darah dan terus turun sampai bulan ke 3.
2.Kandungan gizi ubi jalar yang memiliki IG rendah itu, bermanfaat bagi penderita obesitas, karena mengenyangkan dalam waktu lama dan membantu membakar lebih banyak lemak tubuh dan lebih sedikit massa otot.
3.Kandungan vitamin, mineral dan fitokimia pada ubi jalar juga berfungsi sebagai antioksidan. Selain itu kandungan serat yang berfungsi sebagai komponen non-gizi itu juga bermanfaat bagi keseimbangan flora usus dan prebiotik.
Salah satu daerah penghasil ubi jalar adalah Desa Mirit, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, dimana 34,56% dari jumlah keseluruhan panen petani adalah ubi jalar. Namun harga ubi jalar disana relative sangat murah karena ubi jalar tidak sepopuler beras atau tanaman palawija lainnya. Padahal Di Jepang, harga tepung ubi jalar dihargai empat kali lipat harga tepung terigu dan di Singapura harga tepung ubi jalar 25% lebih mahal dari harga tepung terigu. Penelitian mengenai ubi jalar pun semakin sering, karena mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Ubi jalar bahkan dapat dijadikan sebagai bahan makanan alternatif bagi pasien penyakit tertentu di rumah sakit.
Ubi jalar yang akan digunakan sebagai bahan baku mini bika sudah diubah dalam bentuk tepung. Dengan bentuk tepung maka ubi jalar akan mudah dicampurkan dengan berbagai bahan tambahan lainnya, dapat memperpanjang daya simpan dan mudah diperkaya dengan vitamin dan mineral. Menurut Hardiansyah, Kepala Klinik Konsultasi Gizi IPB dan dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB, Tepung ubi jalar mengandung serat makanan relatif tinggi yang disertai dengan ideks glikemik yang rendah. Artinya, tepung ubi jalar atau makanan berbasis tepung ubi jalar lebih lamban dicerna dan lamban meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, serat makanan yang terdapat dalam tepung ubi jalar juga bersifat prebiotik, merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi lebih baik dan usus lebih bersih.
Masalah lain adalh bentuk dari kue bika pada umumnya berbentuk persegi panjang dan harus diiris terlebih dahulu sebelum dihidangkan. Dalam bentuk, kue ini jelas memiliki kekurangan yaitu selain kurang praktis karena kita harus mengiris-ngiris kue yang berbentuk balok persegi panjang ini sebelum dinikmati. Selain itu bentuknya juga monoton hanya persegi panjang saja. Efek yang ditimbulkan dari bentuk persegi panjang adalah apabila kue ini menjadi cepat mengeras dalam waktu kurang dari 4 hari. Kekurangan yang lain adalah dari segi waktu pembuatan, bentuk ini memerlukan waktu pemanggangan yang cukup lama sekitar 30-45 menit.
Selain masalah pada bentuknya, rasa dan aroma yang ditawarkan bika biasa terbatas pada original dan pandan, bahkan pada beberapa orang, kue bika biasa terasa hambar dan tidak menarik. sehingga kue ini tidak begitu populer di lidah masyarakat di luar Kota Medan khususnya.
Masalah lain yang cukup kontroversial adalah adanya penambahan tuak dalam pengolahan kue bika. Manfaat tuak dalam hal ini adalah untuk membuat kue ini lebih lembut dan bertekstur sempurna seperti sarang semut. Padahal bagi umat Islam penggunaan tuak tentu diharamkan karena mengandung alkohol. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa kue bika hanya dijual di toko-toko tertentu saja? Jadi jangan berharap kue bika dapat ditemukan dengan mudah.
Pernahkah Anda mendengar nama bika ambon? Kue berbentuk balok persegi panjang ini pada awalnya, tidak diketahui sejarah keberadaannya. Meskipun terdapat kata "Ambon", ternyata Bika Ambon lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan. Kata “ambon” diambil dari nama sebuah jalan yakni Jl. Ambon, Kota Medan, merupakan tempat awal penjualan kue ini. Di sana terdapat sedikitnya 40 toko yang menjual kue ini. Sehingga masyarakat setempat menjuluki panganan ini sebagai Kue Bika Ambon.
Mengapa harus berbisnis kue bika? Berangkat dari keprihatinan melihat jumlah sarjana yang menganggur sebanyak 750.000-1.000.000 orang bahkan lebih. Hal ini menimbulkan kepincangan income rata-rata penduduk Indonesia serta membengkaknya angka kemiskinan nasional. Terlihat ratusan ribu sarjana yang menghidupi dirinya saja tidak mampu padahal jika kepandaian mereka dapat disalurkan dalam bentuk pengembangan potensi bisnis kue serabi bika mini yang sederhana tentu dampaknya akan sangat menggembirakan. Sangat mudah untuk memproduksi serabi bika mini, masalahnya sekarang ada pada sistem pemasaran. Jika serabi bika mini dipasarkan secara kreatif dan menarik, bisnis akan menimbulkan multi-playing effect yang besar. Maka dari itu perlu dilibatkannya kalangan terdidik untuk memberikan sentuhan inovasi dalam bisnis ini.
Berbagai inovasi yang dapat diberikan mencakup beberapa segmen antara lain bahan baku, bentuk, rasa, pelayanan, dan pemasarannya. Bahan baku produk ini menggunakan ubi jalar karena banyak mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa). Kandungan gizi ubi jalar- bukan yang berbentuk tepung-dalam 100 gr terdapat 76 kalori yang terdiri dari karbohidrat 17,6 g, protein, 1,57 g, lemak, 0,05 g, serat 3 g, kalsium 30 mg, zat besi 0,61 mg, magnesium 25 mg, seng 0,30 mg, selenium 0,6 mcg, kalium 337 mg, Vitamin C 22,7 mg, dan juga terdapat Vit A, E, B-6 dan K dan tidak mengandung kolesterol.
Berdasarkan penelitian Marsono, dkk pada 2002, ubi jalar sebagai sumber karbohidrat memiliki indeks glikemik yang rendah (54) dan rata-rata untuk lima kali penelitian berkisar 54-68. Nilai indeks glikemik (IG) kecil dari 55 termasuk kelompok yang rendah, IG 55-70 (sedang), dan lebih dari 70 (IG tinggi) sehingga ubi jalar termasuk rendah dan sedang, manfaatnya bagi tubuh antara lain:
1.Ubi jalar efektif menurunkan kadar gula darah hal ini sangat bermanfaat bagi para penderita diabetes mellitus karena penderita yang mengonsumsi ubi jalar selama tiga bulan, hasilnya mulai terlihat setelah bulan pertama yang terdapat penurunan gula darah dan terus turun sampai bulan ke 3.
2.Kandungan gizi ubi jalar yang memiliki IG rendah itu, bermanfaat bagi penderita obesitas, karena mengenyangkan dalam waktu lama dan membantu membakar lebih banyak lemak tubuh dan lebih sedikit massa otot.
3.Kandungan vitamin, mineral dan fitokimia pada ubi jalar juga berfungsi sebagai antioksidan. Selain itu kandungan serat yang berfungsi sebagai komponen non-gizi itu juga bermanfaat bagi keseimbangan flora usus dan prebiotik.
Salah satu daerah penghasil ubi jalar adalah Desa Mirit, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, dimana 34,56% dari jumlah keseluruhan panen petani adalah ubi jalar. Namun harga ubi jalar disana relative sangat murah karena ubi jalar tidak sepopuler beras atau tanaman palawija lainnya. Padahal Di Jepang, harga tepung ubi jalar dihargai empat kali lipat harga tepung terigu dan di Singapura harga tepung ubi jalar 25% lebih mahal dari harga tepung terigu. Penelitian mengenai ubi jalar pun semakin sering, karena mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Ubi jalar bahkan dapat dijadikan sebagai bahan makanan alternatif bagi pasien penyakit tertentu di rumah sakit.
Ubi jalar yang akan digunakan sebagai bahan baku mini bika sudah diubah dalam bentuk tepung. Dengan bentuk tepung maka ubi jalar akan mudah dicampurkan dengan berbagai bahan tambahan lainnya, dapat memperpanjang daya simpan dan mudah diperkaya dengan vitamin dan mineral. Menurut Hardiansyah, Kepala Klinik Konsultasi Gizi IPB dan dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB, Tepung ubi jalar mengandung serat makanan relatif tinggi yang disertai dengan ideks glikemik yang rendah. Artinya, tepung ubi jalar atau makanan berbasis tepung ubi jalar lebih lamban dicerna dan lamban meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, serat makanan yang terdapat dalam tepung ubi jalar juga bersifat prebiotik, merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi lebih baik dan usus lebih bersih.
Masalah lain adalh bentuk dari kue bika pada umumnya berbentuk persegi panjang dan harus diiris terlebih dahulu sebelum dihidangkan. Dalam bentuk, kue ini jelas memiliki kekurangan yaitu selain kurang praktis karena kita harus mengiris-ngiris kue yang berbentuk balok persegi panjang ini sebelum dinikmati. Selain itu bentuknya juga monoton hanya persegi panjang saja. Efek yang ditimbulkan dari bentuk persegi panjang adalah apabila kue ini menjadi cepat mengeras dalam waktu kurang dari 4 hari. Kekurangan yang lain adalah dari segi waktu pembuatan, bentuk ini memerlukan waktu pemanggangan yang cukup lama sekitar 30-45 menit.
Selain masalah pada bentuknya, rasa dan aroma yang ditawarkan bika biasa terbatas pada original dan pandan, bahkan pada beberapa orang, kue bika biasa terasa hambar dan tidak menarik. sehingga kue ini tidak begitu populer di lidah masyarakat di luar Kota Medan khususnya.
Masalah lain yang cukup kontroversial adalah adanya penambahan tuak dalam pengolahan kue bika. Manfaat tuak dalam hal ini adalah untuk membuat kue ini lebih lembut dan bertekstur sempurna seperti sarang semut. Padahal bagi umat Islam penggunaan tuak tentu diharamkan karena mengandung alkohol. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa kue bika hanya dijual di toko-toko tertentu saja? Jadi jangan berharap kue bika dapat ditemukan dengan mudah.
Langganan:
Postingan (Atom)